Rabu, 06 Juni 2012

KELOMPOK 6

Nama Penampil : Suprianus Herry
Nama Anggota : Fedrik Romansa
                          Tri Saputra
                          Meigi Gustianti
Naskah : Pidato


Mempertahankan Budaya Bangsa dari Arus Globalisasi dan Westernisasi

Di era globalisasi sekarang ini tidak dapat di pungkiri bahwa semua aspek kehidupan manusia telah mengalami perubahan yang sangat pesat, baik perubahan positif namun tidak sedikit yang membawa dampak negatif kepada masyarakat dunia tidak terkecuali Indonesia.
Globalisai telah membawa cara pandang baru dalam berbagai sisi kehidupan termasuk sisi teknologi dan informasi. Namun, salah satuaspek yang paling kental dibawa oleh arus globalsasi adalah adanya Westernisasi. Fenomena ini adalah cara pandang dan gaya hidup kebarat-baratan yang mana dalam kebiasaan mereka tanpa mengenal norma-noram kesopanan dalam hal berpakaian, hgaya hidup hedonis, dan lain sebagainya. Kebudayaan seperti ini sangat bertolak belakang dengan budaya timur termasuk Indonesia, yang mana memiliki budaya yang sangat kental dengan nilai kesopanan dan saling menghargai.serta menghormati norma-norma yang berlaku.
Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu bahwa ada penolakan terhadap pertunjukan Lady Gaga yang mendapat penolakan keras dari ormas-ormas yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi karena menurut mereka Lady Gaga memiliki suatu kebiasaan yang di luar batas normal, berepenampilan terlau “sensitif” bahkan ada yang menganggap dia menganut ajaran sesat dan menentang keras agama-agama yang ada di dunia.
Sebagai warga Indonesia, saya sangat sependapat dengan penolakan ormas-ormas tersebut karena kita harus berpegang teguh dan hartus mempertahankan budaya kita dari kontaminasi budaya luar yang tidak baik dan tidak sesuai dengan cara pandang dan gaya hidup kita pada umumnya.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita patut menjunjung tinggi nilai-nilai buday bangsa warisan nenk moyang kita, jangan sampai kita terpengaruh dan meninggalkan budaya bangsa kita sendiri. Warisan budaya yang telah ada kita patut jaga dan berkomitmen untuk terus memprtahankan serta melestarikannya. Marilah kita mulai dari sekarang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, dengan demikian kita tidak mudah terbawa arus dunia yang dapat menyesatkan kita ke hal yang tidak baik.

Komentar dari kelompok 1 :
Isi yang disampaikan baik, yaitu pidato. Kontak dengan hadirin kurang. Penyampaian dengan suara yang agak pelan dan kecepatan lambat. Menggunakan tangan walaupun sedikit dalam penyampaiannya. Komentar lain, penyampaian sepertinya mengingat dan tampak gugup. Tetapi sudah berani untuk tampil berbicara di depan.

Komentar dari kelompok 2 :
Judul dari materi yang disampaikan komunikator cukup menarik untuk didengar, namun komunikator kurang bisa mencuri perhatian audience untuk mendengarkan isi materinya padahal isi tersebut sangatlahbisa menambah pengetahuan kita tentang budaya yang ada didalam maupun di luar Negara kita ( Indonesia ). Komunikator melakukan kontak dengan audience sudah cukup baik namun kelihatannya kurang fokus pada pandangan audience. Dari segi suara, komunikator cukup pelan dan lambat dalam menyampaikan materinya sehingga audience tidak paham dan intonasi dari komunikatorpun kurang baik. Komunikator tidak menunjukkan sedikit sikap pun untuk mendukung dirinya saat berpidato. Sebaiknya dalam penyampaian materi, komunikator lebih baik membesarkan atau meningkatkan volume suaranya sehingga audience menjadi lebih tertarik dan juga seharusnya ada kalimat penekanan untuk tidak mengikuti budaya western dalam kalimat persuasi yang telah disampaikan.

Komentar dari kelompok 3 :
(+) Tema yang diangkat sangat cocok untuk disampaikan di kalangan Mahasiswa. Konten dalam pidato pun cukup menarik dengan memasukkan sedikit cerita dan pengalaman pribadi yang sangat memotivasi.
(-) Masih agak terbata-bata, suara agak kurang jelas dan dalam kalimat-kalimat tertentu perlu ada penekanan agar pidato yang disampaikan dapat berefek bagi pendengar.

Komentar dari kelompok 4 :




Komentar dari kelompok 5 : 
Isi : dari isi yang disampaikan sudah baik dan sangat menarik untuk didengar , namun kurang jelas.
Kontak dengan hadirin : sudah baik , namun lebih sering melihatsatu sudut audien saja.Penyampaian : Suara kurang keras , intonasinya kurang jelas.

Kecepatan berbicara : kecepatan dalam menyampaikan sudah baik, tetapi agak terbata-bata. Sikap : Penggunaan tangan dalam berpidato sudah baik namun agak gugup.
Bahasa tubuh sudah bagus karena memiliki gerak-gerik dalam menerjemahkan isi pidato.
Durasinya tidak terlalu lama dan pidatonya tidak membosankan.
Komentar Lain : cukup baik karena sudah berani tampil didepan audien.

Komentar dari kelompok 6 (komentar positif dari anggota kelompok):
Isi nya sudah bagus, jelas dan menarik karena mengambil topik tentang budaya Indonesia.
Artikulasi nya sudah cukup bagus dan tidak terpaku pada teks.
Bahasa tubuh sudah bagus karena memiliki gerak-gerik dalam menerjemahkan isi pidato. Durasinya tidak terlalu lama dan pidatonya tidak membosankan.

KELOMPOK 5

Nama Penampil : Devi Ai Heryani
Nama Anggota : Dewi Susanti
                          Arni Nur apriani
                          Lusie Maydiyanti
Naskah : "Pidoato tentang Emansipasi Wanita"


EMANSIPASI WANITA

Emansipasi wanita adalah peran wanita yang dapat dilakukan seluruh aspek kegiatan yang ada didunia ini, dalam segala  bidang  tanpa  melupakan  kodrat dan tanggung jawabnya.
Disisi lainEmansipasi wanita adalah :
·         Wanita yang mengabdi penuh sesuai porsinya kepda Allah SWT,orang tua, dan suami.
·         Wanita yang bisa menjaga nama baik dirinya sendiri dan juga keluarganya.
·         Wanita yang sudah menikahdapat mengurus rumah tangganya dengan baik serta mendidik anak-anaknya secara agama dan sosial.
·         Dapatberperan aktifdalamkegiatan positif.
·         Dapat membantu suami dan keluarga dalam hal ekonomi.
Sebagai wanita yang tentu tidak bisa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan, maka sekarang kian tampak bahwa dalam mendudukan dirinya sebagai pejuang bangsa telah dapat menempatkan diri wanita Indonesia sebagai pejuang yang tidak ingin dikatakan nomordua terhadap kaum laki-laki. Itulah sikap tegas kaum wanita yang secara langsung mencerminkan sikap Kartini.Sikap itu juga memperlihatkan betapa hak asasi manusia ini sangat diperhatikan, terlebih hak wanita dalam menempatkan diri ikut serta membangun nusa dan bangsa Indonesia. Jadi, tidaklah berlebihan jika wanita sekarang ini sudah mampu berbicara sejajar dengan kaum laki-laki. Bahkan kini telah banyak wanita yang kedudukannyamalah lebih tinggi dari sebagian kaum laki-lakinya, ini menunjukkan bangsa kita khususnya kaum wanita telah benar-benar menyadari bahwa betapa pentingnya peranana dan kemampuan wanita dalam menegakkan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Emansipasi wanita di Indonesia yang dipelopori oleh Ibu R.A Kartini telah merubah sejarah Indonesia terutama dikalangan kaum wanita.
·         Kedudukan wanita secara sosial dimasyarakat Indonesia sangatlah rendah pada waktu itu. Contoh, wanita hanya bisa berdiam dirumah orang tuanya, dipersiapkan untuk menikah. Setelah menikah , wanita dibawah otoritas suaminya. Pendidikan bukanlah hak para wanita, tugas mereka hanyalah urusan rumah tangga.
·  Kartini mempolopori gerakan emansipasi wanita. Contoh, hak wanita dalam pendidikan,otoritas, kedudukan, dimuka hukum (legalitas)  dan banyak lainnya.
Dengan adanya emansipasi wanita ini diharapkan wanita bebas menentukan dan melakukan apa yang diinginkannya. Kebebasan disisni maksudnya kebebvasan yang berkualitas bukan kebebasan 100%, karena biar gimana pun tetap saja ada perbedaan yang prinsipil antara wanita dan laki-laki , ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh wanita, sesuai kodrat MASING-MASING BEGITU JUGA SEBALIKNYA. Wanita itu mempunyai kehebatan-kehebatan yang tidak dimiliki kaum laki-laki.
Jadi, emansipasi wanita akan datang dengan sendirinya. Jika wanita mengejar kualitasnya. Sekarang saatnya kita, sebagai wanita Indonesia untuk bekarya dan mengejar kualitas sebagai perempuan berdaya.


Komentar dari kelompok 1 :
Isi yang disampaikan baik yaitu pidato. Kontak dengan hadirin baik. Penyampaian dengan suara yang standard an kecepatan berbicara agak cepat. Tidak menggunakan tangan dalam penyampaiannya. Komentar lainnya, cukup.

Komentar dari kelompok 2 :
Komunkator dalam menyampaikan isi sudah jelas dan apa subjek yang disampaikannyapun menarik serta tidak menimbulkan kerancuan. Kontak audience yang dilakukan lebih banyak mengarah ke sebelah kanan komunikator dan komunikator masih terlihat monoton dalam membacakan teks. Suara dalam penyampaian materi sudah cukup keras dan kecepatan penyampaianpun cukup (tidak cepat dan tidak lambat). Komunikator tidak menunjukkan sikap yang baik dari segi tangan dan gerakan-gerakan lainnya yang ia tunjukkan. Sebaiknya apabila berpidato sebelumnya haruslah menguasai apa yang akan Anda sampaikan, sehingga penyampaian dan sikap pun dapat timbul sendirinya secara natural saat melakukan pidato serta sesuai dengan judul pidato komunikator maka diakhir penyampaian isi pidato setidaknya menyisipkan atau memberikan suatu kalimat persuasif (ajakan).

Komentar dari kelompok 3 :
(+)Maksud dan pesan dari isi pidato mudah dimengerti audience, dan kecepatan bicara baik.
(-)Perlu lebih berlatih dan teknik berbicara harus dikembangkan.

Komentar dari kelompok 4 :






Komentar dari kelompok 5 (komentar positif dari anggota kelompok):
Isi : dari isi pidatonya sudah jelas dan menarik untuk didengar. Pidatonya sudah lumayan panjang.
Kontak dengan hadirin : sudah baik.
Penyampaian : Suara cukup keras , intonasinya antusias/jelas.
Kecepatan berbicara : kecepatan dalam membaca pidato sudah baik, sehingga kami mendengarnya dapat memahami isi tersebut.
Sikap : Penggunaan tangan dalam berpidato sudah baik.

Komentar dari kelompok 6 :
Suaranya sudah cukup keras Pemilihan topik sudah cukup menarik.
Kontak dengan pendengar sedikit kurang terjadi. Masih terpaku pada teks sehingga sedikit monoton.

KELOMPOK 4

Nama Penampil : Rizky Prasetyo dan Lisa Mutia Sari
Anggota Kelompok : Ayu Dea Rahmadyanti
                             Ratna Novita Sari
                             Trama Ayaksa
Naskah : Parodi dan pembawa acara




(naskah belum ada)
 


Komentar dari kelompok 1 :
Isi yang disampaikan membingungkan dikarenakan apa yang disampaikan tidak dapat, yaitu sebuah comedian. Kontak dengan hadirin baik. Penyampaian dengan suara untuk Lisa Mutia Sari standar tetapi Rizki Prasetyo agak pelan, dan kecepatan berbicara untuk Lisa Mutia Sari agak cepat dan Rizki Prasetyo agak lambat. Sikap menggunakan tangan dalam penyampaiannya. Komentar lain, banyak ketawa dan kesalahan yang spontanitas itu (berulang-ulang) menjadi ketawaan hadirin.

Komentar dari kelompok 2 :
Dari segi isi yang disampaikan oleh komunikator, audience menjadi bingung karena ketidakjelasan penyampaian materi. Komunikator seakan-akan kelihatan lucu, namun lucu tersebut bukanlah karena penampil. Yang mengakibatkan sehingga lucu dipandang adalah audience yang tertawa (menertawai komunikator), jadi yang lucu bukanlah dari materi yang disampaikan karena dari awal audience sudah bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh komunikator, tidak jelas apa yang ingin disampaikan, apakah pidato,bercerita, melawak ( as stand up comedy ), atau yang lainnya, itu semua audience tidak mengerti. Di lain sisi, kontak audience yang dilakukan sudah cukup baik, tetapi untuk penyampaian materi suara komunikator (Rizky P) kurang jelas sehingga tidak dapat dimengerti, komunikator lainnya (Lisa M S) suaranya sangat jelas namun kecepatan berbicaranya terlalu cepat. Intinya, persiapan (prepare) dalam melakukan sesuatu sangatlah dibutuhkan bagi dan untuk siapapun.

 Komentar dari kelompok 3 :

(+)Cukup menghibur dengan adegan seperti parody, dan improvisasi yang baik.
(-)Kurang perencanaan, hingga tujuan utama untuk berpidato berubah menjadi parody.

Komentar dari kelompok 4 (komentar positif dari anggota kelompok):
Isinya jelas, sebenarnya mau membuat pidato seperti lawakan, lebih tepatnya seperti “plesetan”. Kontak dengan mata hadirin bisa di rasakan. Bisa membuat hadirin tertawa , penyampaian suara Mutia keras, sedangkan Rizky agak pelan. Sikapnya di bantu dengan penggunaan tangan yang bisa menarik perhatian.

Komentar dari kelompok 5 :
Isi : dari isi yang disampaikan sudah baik , namun kurang jelas.Kontak dengan hadirin : sudah baik , namun lebih sering melihat kelompoknya sendiri.
Penyampaian : Suara cukup keras,tapi kurang mengerti apa yang disampaikan.
Kecepatan berbicara : kecepatan dalam menyampaikan terlalu cepat, sehingga kami tidak mengerti apa yang disampaikan.
Sikap : Sudah baik, karena sudah dapat berinteraksi d engan audien.

Komentar dari kelompok 6 :

Materi sudah bagus karena berhasil membuat suasana humoris dan unik.
Durasi nya sedikit panjang karena banyak di ulang-ulang.
Awalnya membuat bingung karena materi apa yang akan di sampaikan.

KELOMPOK 3

Penampil : Marfin Fath Silalahi
Nama Anggota : Asrul arifin
                           Arief Purnomo Adhi
                           Maryana
                           Yuda Kurniawan
                           Ferry Rosada
Naskah : Membangung Diri Menjadi yang Lebih Baik


Membangun Diri Menjadi  Yang Lebih Baik

Suatu hari anda pasti akan merasa bahwasanya anda lebih buruk dari orang lain, perasaan seperti ini sering muncul akibat ketidak percayaan diri anda yang kurang serta manajemen diri yang kurang baik. Didunia ini tidak ada manusia yang sempurna hanya saja kurang memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri, semua hal yang telah Tuhan berikan harusnya kita sukuri dan kita gunakan semaksimal mungkin. Berikut saya akan memberikan beberapa cara agar bagaimana anda nantinya dapat menemukan jati diri bahwa anda sebenarnya memiliki sesuatu yang sangat berharga pada diri anda.

1.   Membuat Perencanaan.
Tahap pertama dalam memanajemen diri ialah merekonstruksi planning program terhadap diri kita sendiri, apa tujuan yang akan kita inginkan dan apa hasil yang kita harapkan. Semua itu tergantung pada diri kita sendiri apakah kita memiliki pandangan kedepan menuju arah yang lebih baik.

2.   Mengorganisasikan Diri Sendiri.
Program yang kedua ini mungkin agak sedikit agak sulit untuk diterapkan mengingat kita harus membuat suatu dorongan didalam diri untuk berusaha mengubah gaya hidup dan kebiasaan buruk menjadi suatu kebiasaan baik. Dan juga berorganisasi dengan unsur masyarakat yang ada disekitar kita.

3. Menerapkan Pola Koordinasi yang baik.
Yakni bagaimana kita dapat mengharmonisasikan antara sikap egoisme dan sosial, dalam menerapkan koordinasi yang baik ini diperlukan keseimbangan antara urusan pribadi dan keluarga.

4.  Mengawasi Perilaku Kita Sendiri.

Penerapan dari teknik ini sangat sulit karena kita harus membentuk suatu aturan dan batasan dalam bertingkah laku walaupun tidak ada orang yang mengawasi, karena kita tahu bahwasanya ada Tuhan yang mengawasi kita.


Komentar dari kelompok 1 :
Isi yang disampaikn baik, yaitu memberikan informasi. Kontak dengan hadirin baik, memandang hadirin. Penyampaian dengan suara yang cukup keras bersemangat dan ada yang mendayu-dayu, kecepatan berbicara agak cepat. Sikap menggunakan tangan dalam penyampaiannya. Komentar lainnya, saat suara mendayu-dayu yang bermaksud ia agar dapat suasana yang diinginkan malah jadi bahan ketawaan.

Komentar dari kelompok 2 :
Isi yang disampaikan oleh komunikator sudah baik, namun kontennya lebih teoritis dan konseptual, seharusnya bisa disertai contoh yang lebih real dalam kehidupan sehari-hari. Komunikator sangat komunkatif, body language yang ditampilkan sudah baik. Pembawaan sikap yang ditunjukkan komunikator sebenarnya sudah cukup baik, namun ada sedikit miss yaitu diawal mulai tampil atau akan memulai menyampaikan ide pidato, kedua tangan komunikator berada dalam saku celananya. Hal itu yang menggangu pemandangan audience karena asumsinya bahwa apabila ada seseorang yang melakukan sikap seperti itu maka ia dianggap sombong atau sudah pandai dalam melakukan sesuatu.

Komentar dari kelompok 3 (komentar positif dari anggota kelompok): 

(+)Sangat Elegan, Dinamis, dan Aerodinamis dalam menyampaikan pesan-pesannya
(-)Terlalu over acting


Komentar dari kelompok 4 : 







Komentar dari kelompok 5 :
Isi : dari isi yang disampaikan kurang jelas dan dimengerti karena kalimatatau kata-katanya terlalu sulit untuk dimengerti.
Kontak dengan hadirin : sudah baik.
Penyampaian : Suara cukup keras , intonasinya sudah baik.
Kecepatan berbicara : kecepatan dalam menyampaikan kurang baik, sehingga kami kurang mengerti apa yang disampaikan.

Sikap : Penggunaan tangan dalam berpidato sudah baik, namun terlalu berlebihan dalam setiap penyampaian pidatonya.

Komentar dari kelompok 6 :
o Isi nya cukup baik karena mengambil materi yang bersifat memotivasi.
o Suara dan kontak dengan pendengar baik.
o Bahasanya mudah dimengerti tetapi dalam penyampaian sedikit terlalu cepat.
o Memiliki kepercayaan diri yang sangat baik.

KELOMPOK 2

Nama Penampil : Selly Wijayanti
Nama Anggota : Lyly Yuliane
                          Novita Surya Puspita
                          Riska Apriayana
Naskah : "2 CERITA INSPIRATIF"

(1)  APA YANG TUHAN TIDAK CIPTAKAN ?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? 
Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”. “Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi. “Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut. Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi diatelah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
 
Profesor itu terdiam.
Dan nama Mahasiswa itu adalah, Albert Einsten.


(Pesan Moral : Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.-Einstein)


 (2) PENJUAL IKAN DAN PAPA PENGUMUMAN

Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan: "DI SINI JUAL IKAN SEGAR."
Tidak lama kemudian datang seorang pengunjung yang menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tuliskan kata 'DI SINI'? Bukankah orang sudah tahu kalau kau berjualan di sini, bukan di sana?""Benar juga," pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata 'DI SINI' dan tinggallah "JUAL IKAN SEGAR".
Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau pakai 'SEGAR'? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?""Benar juga," pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata 'SEGAR' dan tinggallah "JUAL IKAN".
Tidak lama kemudian datang pengunjung ketiga yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata 'JUAL'? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini dijual, bukan dipamerkan?""Benar juga," pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata 'JUAL' dan tinggallah "IKAN".
Tidak lama kemudian datang pengunjung keempat yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata 'IKAN'? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan, bukan daging?""Benar juga," pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
dan akhirnya sepanjang waktu ia berjualan, ikan dagangannya tidak ada yang laku satu pun karena tidak memasang papan pengumuman sehingga tidak dapat menarik konsumen.

(Pesan Moral : Bila kita memuaskan semua orang, kita takkan mendapatkan apa-apa)



Komentar dari kelompok 1 :
Isi ceritanya sangat menarik dan sangat membuat kami sebagai pendengar ingin mendengarkannya sampai habis, suaranya sudah cukup jelas, kecepatan berbicaranya sudah cukup dan enak di dengar, sikapnya sudah baik dengan menggunakan gerakan tangan dan kontak dengan hadirin juga baik.


Komentar dari Kelompok 2 (komentar positif dari anggota kelompok) :
Secara keseluruhan penampilan dari wakil kelompok kami dalam menyampaikan ceritanya sudah sangat maksimal dan sangat baik sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator tersampaikan dengan jelas. Kami rasa wakil kami telah sangat banyak mencuri perhatian audience untuk mendengarkan apa yang disampaikan olehnya, dan hasilnya audience puas dengan apa yang disampaikan oleh komunikator. Ceritanya juga menarik dan memiliki pesan moral, suaranya sangat jelas dan eye contact dengan audience sudah cukup baik sehingga para pendengar banyak yang tertarik dan memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan cerita dari wakil kelompok kami. 

Komentar dari kelompok 3 :
(+)Out of Text, lumayan bagus, pandangan ke audience sangat dijaga.
(-)Untuk orang awam ceritanya agak sulit dimengerti.    


Komentar dari kelompok 4 : 





 



Komentar dari Kelompok 5 :
Isi : dari isi yang disampaikan sudah baik dan sangat menarik untuk didengar . Selain itu ceritanya juga ada pesan moral yang disampaikan dalam cerita tersebut.
Kontak dengan hadirin : sudah baik , namun lebih sering melihat kelompoknya sendiri.
Penyampaian : Suara cukup keras , intonasinya antusias/jelas.
Kecepatan berbicara : kecepatan dalam menyampaikan sudah baik, sehingga kami mendengarnya dapat memahami isi tersebut.
Sikap : Penggunaan tangan dalam berpidato sudah baik.


Komentar dari Kelompok 6 :
Isi sudah bagus karena ceritanya yang menghibur dan memiliki kontak dengan pendengar.
Ada keberanian mengambil topik, yaitu berupa cerita yang menghibur.
Dari segi penyampaian masih menggunakan bahasa daerah, misalnya saya di ucapkan “saye”, dan kita menjadi “kite”.
Durasinya sedikit lama tetapi secara keseluruhan penampilan nya sudah baik.

KELOMPOK 1

Nama Penampil : Terik
Nama Anggota : Jumaliyah
                        Nony Iman Sari
                        Nur Astriani
Naskah : Pidato kemacetan lalu lintas


KEMACETAN LALU LINTAS


Assalammu’alaikum wr.wb
Yang terhormat Bapak Zulfikar, SE, MPA selaku Dosen Pembimbing dan teman-teman seperjuangan.


Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato saat ini yang berjudul “Kemacetan Lalu Lintas”. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Karunia-NYA lah kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal’afiat.
Sebelum panjang lebar saya menguraikan masalah Kemacetan Lalu Lintas, kita perlu mengetahui dan memperhatikan Lalu Lintas sekitarnya. Masalah Kemacetan Lalu Lintas mungkin pada awalnya kita anggap remeh, padahal adanya kemacetan ini dapat menyebabkan banyak kerugian. Kemacetan Lalu Lintas juga dapat memakan waktu setiap orang termasuk diri kita sendiri yang menjadi pemakai jalan.
Salah satu penyebab Kemacetan Lalu Lintas adalah bertambahnya jumlah kendaraan pribadi, terutama mobil dan sepeda motor. Jika diteliti lebih lanjut, orang yang menggunakan kendaraan umum lebih sedikit dibandingkan yang menggunakan kendaraan pribadi. Itu disebabkan, orang-orang lebih senang dan praktis menggunakan kendaraan pribadi. Dengan menggunakan kendaraan umum menurut mereka, sering terjadi tindakan criminal dan juga fasilitas yang ada kurang memuaskan. Padahal pemerintah sudah menyediakan kendaraan umum untuk mempermudah masyarakat, tetapi tetap saja masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.


Sebenarnya kita bisa membantu pemerintah untuk mengurangi kemacetan yang terjadi dengan menggunakan kendaraan umum yang telah disediakan. Selain kita bisa mengurangi kemacetan kitapun dapat hemat dengan naik kendaraan umum. Bagaimana itu juga masalah kemacetan lalu lintas hanya bisa diatasi dengan kesadaran kita masing-masing. Tentu saja kita senang bila kita berjalan di jalan yang nyaman tanpa adanya kemacetan yang menghambat perjalanan kita.


Oleh karena itu, marilah kita membantu pemerintah mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi dengan menggunakan kendaraan umum maupun mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Jangan takut ataupun malu untuk menggunakan kendaraan umum yang telah disediakan pemerintah tersebut. Semoga dengan gerakan cinta kendaraan umum ini, kemacetan lalu lintas dapat dikurangi lebih-lebih dapat diatasi.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih atas waktu dan perhatiannya . maaf jika apabila ada kata-kata yang salah dan menyinggung perasaan Bapak maupun teman-teman sekalian.
Sekian dan wassalamu’alaikum wr.wb


Komentar dari kelompok 1(komentar positif dari anggota kelompok) :
Isinya baik, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek dan jelas apa yang disampaikanserta mengikuti urutan pidato sederhana. Suara agak pelan dan kecepatan sedang. Komentar lainnya, sudah berani untuk tampil di depan. Saran, terus belajar.

Komentar dari Kelompok 2 :
Isi yang disampaikan oleh komunikator kurang bisa dimengerti oleh para pendengar, komunikator tidak memandang audience dalam menyampaikan subjek sehingga menjadi kurang menarik untuk didengarkan dan komunikator tidak bisa mencuri atau mengalihkan perhatian audience agar fokus mendengarkan apa yang disampaikannya, selain itu tidak ada jedah dalam membacakan isi pidatonya dan secara pelafalan masih kurang baik. Komunikator kelihatan monoton terhadap teks yang ia bacakan serta suaranya kurang keras dan komunikatorpun tidak menggunakan sikap apapun untuk membantu komunikasinya. Namun, ada point plus bagi komunikator karena sudah berani tampil semaksimal mungkin di depan audience yang jumlahnya cukup banyak walaupun masih terdapat banyak kekurangan.

Komentar dari Kelompok 3 :
(+)Lumayan ada keberanian untuk maju dan berpidato langsung didepan khalayak ramai.
(-)Terlalu kaku, tak ada style dalam berbicara, dan terlalu monoton.

Komentar dari kelompok 4 :







Komentar dari kelompok 5 :
Isi : dari isi pidatonya sudah menarik, tapiisinya kurang diperjelas dan panjang. Banyak masalah yang belum di jelaskan dalam tema pidato tersebut.
Kontak dengan hadirin : kurang memperhatikan audien , karena terlalu sering melihat/membaca teks.Penyampaian : intonasinya tidak ada (terlalu datar) sehingga pidato tersebutkurang menarik .
Kecepatan berbicara : kecepatan dalam membaca pidato terlalu pelan, sehingga kami mendengarnya agak membosankan.

Sikap : Penggunaan tangan tidak ada karena terlalu terpaku pada teks.
Komentar Lain : cukup baik karena sudah berani tampil didepan audien.

Komentar dari kelompok 6 :

Isinya sudah bagus karena berani mengambil topik tentang kemacetan yang sedang terjadi di Pontianak
Suaranya kurang keras sehingga sedikit kurang jelas dalam beberapa titik pidato.
Kontak dengan pendengar masih kurang karena sangat terpaku pada teks.
Masih monoton dalam artikulasi juga masih kurang.


Senin, 04 Juni 2012

Komunikasi Efektif

Pelajaran dari Jendela Johari


Keempat jendela di atas menggambarkan hal-hal berikut:

Buka:    Jendela yang terbuka merupakan bagian dari kesadaran diri kita sendiri—sikap, perilaku,    motivasi,   nilai,   dan   cara   hidup   kita—yang  kita sadari   dan   diketahui   oleh   orang   lain. Kita   bergerak   dalam   daerah   ini dengan bebas.  Kita dalah “buku yang terbuka”. 

Buta:    Ada   hal-hal   tentang   diri   kita yang   tidak   kita   ketahui,   tapi   bisa dilihat   oleh  orang   lain  dengan   lebih   jelas;   atau   hal-hal   yang   dalam bayangan kita benar-benar ada dalam diri kita dengan berbagai alasan,namun sama sekali tidak bisa dilihat oleh orang lain. Saat orang lain mengatakan   apa   yang   mereka   lihat  (umpan   balik),   dengan   cara   yang bertanggung      jawab    dan   mendukung,      dan   kita  bisa   mendengarnya; dengan cara itulah kita bisa menguji kebenaran siapa diri kita dan bisa berkembang.

Tersembunyi: Daerah kita yang tersembunyi tidak bisa diketahui oleh orang lain kecuali jika kita membukanya. Ada hal-hal yang menurut kita lebih baik dan nyaman jika kita simpan untuk diri kita sendiri, dan juga ada   hal-hal   yang   takut   kita   ungkapkan. Tingkat   sampai   mana   kita membagi   diri   kita   dengan   orang   lain   (membuka   diri)   adalah   tingkat sampai mana kita bisa dikenal.

Tidak diketahui:      Kita jauh lebih kaya dan lebih kompleks dari yang kita dan     orang    lain  tahu,    tapi   dari   waktu    ke   waktu     sesuatu    terjadi—dirasakan,      dibaca,    didengar,     dimimpikan—sesuatu   dari   alam    bawa sadar   kita   terungkap.      Saat   itu   kita   akan   “tahu”   apa   yang   tidak   kita “ketahui” sebelumnya.

Kesimpulan:

Untuk Mengenal diri sendiri dengan baik, seorang individu hendaknya mau mengefektifkan komunikasinya dengan orang lain, untuk melihat sisi lain dari dirinya yang mungkin hanya bisa dilihat oleh orang lain.




Posted By : Zulfikar
Session : Jurnal Mingguan 8